ke-gendang-an



tepian memori kita lambai
tepian tingkap kita bungkuskan
segala gumpal memori untuk kita semadikan
satu hati nanti

terjatuh kita menunggu
dalam jatuh, luka berdarah masih mengalir
setianya sabar itu sampai tiada suara mampu pecah
pecah kesunyian untuk apa?
untuk memberontak.

itu lah kita
kita manusia yang suka memberontak
sekali bunyi tut, dua kali bunyi tut tut.
kita tak pernah gendang pukul 2 kali,
untuk dapat bunyi yang panjang
masakan sama sabar yang kemam dengan sabar yang berontak

selagi dua menara belum pupus,
selagi awan menghela nafas oksigen 
selagi bulan masih jadi purnama dan sabit dan separa
selagi itu setia jadi sabar

sebelum mati dalam pelukan, paksa diri untuk berubah



No comments:

Post a Comment